Selama Pandemi, pemerintah arab Saudi sempat melarang adanya jamaah umroh yang dari luar negeri. Namun sekarang, angin segar sudah mulai datang dengan berhembusnya kabar bahwa per 1 November 2020 pemerintah Arab Saudi sudah mulai memberikan ijin beberapa negara untuk bisa datang ke tanah suci dengan tujuan umroh. Dari segi biaya umroh saat pandemi, tentu berbeda dengan saat normal. Untuk itu Anda wajib tahu sebelum memutuskan bepergian melakukan ibadah umroh di masa pandemi.
Lantas, berapa biaya umroh yang dibutuhkan saat pandemi?
Biaya umroh saat masa pandemi, disinyalir terjadi lonjakan yang cukup drastis karena ada banyak faktor yang mempengaruhi. Kisaran kenaikan harga paket umroh setidaknya mencapai 30 persen dari harga normal. Untuk nominalnya sendiri berada pada kisaran 30 jutaan yang dikenakan pada setiap jamaah. Tidak hanya di Indonesia saja yang merasakan dampak kenaikan paket umroh saat pandemi, beberapa negara di dunia yang juga mendapat ijin dari pemerintah Arab Saudi pun juga turut merasakannya.
Apa saja faktor yang mempengaruhi biaya umroh saat pandemi?
Ada beberapa faktor yang turut andil pada kenaikan biaya umroh. Inilah beberapa faktor tersebut :
1.Adanya Penerapan Protokol Kesehatan yang Ketat
Poin pertama yang menjadi sorotan adalah adanya protokol kesehatan yang ketat sehingga membuat biaya umroh menjadi lebih mahal. Pelaksanaan umroh jelas akan berbeda dengan sebelumnya. Ruang gerak menjadi lebih terbatasi karena semua jamaah umroh wajib mengikuti peraturan dan protokol kesehatan yang sudah ditentukan selama disana.
2.Kewajiban Untuk Karantina Selama 3 Hari
Jika biasanya ibadah umroh hanya membutuhkan waktu 9 hari saja, di saat pandemi terjadi penambahan jumlah hari karena setiap jamaah mempunyai kewajiban untuk melakukan karantina mandiri setibanya di tanah suci selama 3 hari. Dari penambahan jumlah hari ini, tentu sangat berdampak pada biaya umroh yang harus Anda tanggung.
3.Kewajiban Calon Jamaah Melakukan Serangkaian Test Kesehatan
Sebelum bertandang ke tanah suci, semua calon jamaah umroh wajib melakukan serangkaian test kesehatan termasuk PCR. Untuk tesnya sendiri saja, calon jamaah harus merogoh kocek mulai dari Rp 900.000 hingga Rp 1.300.000. Ini berarti merupakan penambahan biaya umrih yang harus Anda tanggung.
4.Pembatasan Kapasitas Penumpang
Kapasitas penumpang pesawat terbang, bus dan armada lain yang digunakan selama umroh tentu akan dilakukan. Yang semula bisa terisi penuh, kini hanya diperbolehkan 50 persen saja pada setiap transportasi yang digunakan. Hal ini tentu sangat berpengaruh pada harga yang harus Anda tanggung.
5.Pembatasan Kapasitas Penghuni Hotel
Tak hanya moda transportasi saja yang dilakukan pembatasan penumpangnya. Di hotel pun juga diterapkan peraturan demikian. Setiap hotel setidaknya hanya diperbolehkan menerima tamu 50 persen dari kapasitas total yang ada. Fakta ini, juga membuat harga sewa hotel menjadi lebih mahal.
Anda bisa ambil sisi positifnya saja dari fakta harga paket umroh yang mengalami kenaikan drastis tersebut. Hal itu tidak semata – mata dijadikan sebagai ladang bisnis bagi sebagian orang yang mendapatkan manfaatnya, namun demi kebaikan diri Anda sendiri dan juga kebaikan bersama. Kesehatan tetap harus diutamakan. Selagi masih diberi kesempatan, kenapa tidak menjalankan ibadah umroh. Percayalah, Allah SWT akan memberikan rejeki berkali – kali lipat karena Anda mencintai-Nya dengan bersusah payah untuk datang ke rumah Allah meski dalam kondisi tak biasa seperti sekarang ini.