kain kiswah

Sejarah Kain Penutup Ka’bah (Kiswah)

Kiswah adalah kain berwarna hitam yang digunakan untuk membungkus bangunan Ka’bah. Kain hitam ini bertuliskan nama-nama dan sifat-sifat Allah, juga ayat-ayat pilihan dalam Al-qur’an yang berkaitan dengan ibadah haji dan kisah manusia sejak zaman Nabi Adam AS, Ibrahim AS, Ismail AS hingga Muhammad SAW. Setiap tahunnya atau pada setiap musim haji, tepatnya pada 9 Dzulhijah ketika semua jama’ah haji sedang wukuf di Padang Arafah kain kiswah ini diganti dengan yang baru. Alhasil, pada setiap Hari Raya Idul Adha atau 10 Dzulhijah, Kiswah sedang dalam keadaan baru dan bersih. Kiswah bekas itu kemudian disimpan di Museum Al Haramain di Makkah. Nah, museum ini juga yang biasanya menjadi tempat destinasi wisata umroh. Di museum itu terdapat benda-benda bersejarah dari Masjidil Haram dan Masjid Nabawi lengkap.

Nah, ada sebuah prilaku yang unik, Kiswah yang telah ‘dipensiunkan’ tersebut biasanya “diburu” oleh para jama’ah haji atau kolektor barang antik sebagai cenderamata. Tentu saja, bukan dalam bentuk Kiswah yang utuh, namun sudah berupa potongan-potongan sehingga banyak orang yang akan memesannya dan hal ini memang diperbolehkan oleh pemerintah Arab Saudi. Selain diburu para jama’ah haji, potongan kiswah juga dihadiahkan oleh Pemerintah Arab Saudi kepada orang-orang, organisasi atau negara terpilih.

Berbicara tentang kiswah yang dihadiahkan diatas, bagi yang melakukan perjalanan darat dibalut Pantura antara Semarang Surabaya dan sebaliknya, cobalah mampir ke masjid Namira yang ada di kabupaten lampngan, Jawa timur. Masjid yang terketak di Jalan Raya Mantup, Desa Jotosanur, Kecamatan Tikung ini menyimpan salah satu Kiswah Ka’bah. Kiswah penutup Ka’bah (yang menjadi koleksi Masjid Namira) ini tahun 1420 hijriah.

Dalam sejarahnya, sejak awal abad ke-12 atau sekitar 600 Hijriyah, kiswah berwarna hitam mulai menyelimuti kiblat umat Islam. Sebelumnya pada era awal perkembangan Islam, Ka’bah lebih sering ditutupi Kiswah warna-warni. Kain penutup Ka’bah ini pernah berwarna putih, kuning, hijau, bahkan merah dengan variasi motif garis.

Kiswah merah berlajur-lajur itu merupakan kiswah pertama yang dibuat dari kain tenun Yaman. Sedangkan, kiswah putih dibuat pada zaman Khalifah Ma’mun ar-Rasyid. Lain halnya dengan kiswah warna hijau yang dibuat atas perintah Khalifah an-Nasir dari Bani Abbasiyah. Sehingga sejarah pemilihan warna pada kiswah pada zaman dahulu tergantung kepada penguasa atau orang yang memberikannya sebelum memang disepakati kiswah berwarna hitam yang masih relevan sampai pada saat ini.

Dalam kesejarahan Islam, Ka’bah sudah berkerudung Kiswah sejak zaman Nabi Ismail AS, berbeda dengan Kiswah saat ini yang terbuat dari kain beludru, pada masa itu Kiswah terbuat hanya dari kulit unta. Sementara, Nabi Muhammad SAW diriwayatkan pernah memerintahkan pembuatan Kiswah dari kain Yaman. Kemudian, para khalifah yang termasuk dalam Khulafa Al-Rasyidin membuat kiswah dari kain benang kapas sehingga kiswah dapat dibuat dari beberapa bahan asalkan tidak dari bahan yang haram seperti bulu babi.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top