sumur zamzam

Sejarah Modernisasi Sumur Zamzam

Dalam perjalanannya menuju perbaikan demi perbaikan untuk menjawab tuntutan kenyaman ada jamaah, sumur zamzam pernah mengalami beberapa kali renovasi secara besar-besaran. Yang pertama pada era pemerintahan Utsmaniyah. Yang tadinya terdapat kubah di sumur zamzam untuk naungan dan ada pula tempat duduk untuk berwudhu dan meminum air zamzam. Namun semuanya diubah menjadi lebih modern dengan bahan besi yang sangat kuat. Sumur zamzam mulanya hanya diambil dengan alat manual, gayung dan ember atau dengan cara ditimba. Setelah itu, pemerintah membangunnya, berikut dengan pompa air yang bisa menyalurkan ke kran-kran di sekitar sumur sehingga para jama’ah juga para pekerja di area masjidil haram tidak perlu lagi berjalan jauh untuk menuju ke sumur zamzam kecuali bagi mereka yang hendak melihat langsung.

Berlanjut pada tahun 1381 Hijriyah, dibangun bangunan seluas 8,3×10,7 meter. Seiring semakin banyaknya jama’ah thawaf, akhirnya bangunan tersebut ditiadakan untuk memperluas tempat thawaf. Kemudian pemerintah setempat membangun ruang bawah tanah di belakang Maqam Ibrahim dengan 23 anak tangga yang dilengkapi pendingin udara (AC). Ruangan tersebut dibedakan untuk laki-laki dan perempuan untuk menjaga kehikmatan dalam beribadah. Masing-masing ruangan memiliki 220 kran untuk laki-laki dan 130 kran untuk perempuan. Sumur zamzam dapat dilihat dari ruang laki-laki yang dipagari dengan kaca tebal, namun pada 2003 bangunan bawah sumur itu ditiadakan dan diratakan dengan tempat thawaf karena semakin banyaknya jamaah yang melakukan thawaf.

Pada 1415 Hijriyah, dibentuk lembaga di Makkah yang bertugas mengurusi air zamzam. Mereka berinisiatif membangun saluran air zamzam ke tangki penampungan berkapasitas 15 ribu meter kubik. Dari penampungan tersebut, air zamzam dialirkan ke tangki lain di bagian atas Masjidil Haram guna melayani para pejalan kaki dan musafir. Selain itu air zamzam juga diangkut ke tempat-tempat lain menggunakan truk tangki, diantaranya ke Masjid Nabawi di Madinah Al-Munawwarah.

Sebagai aplikasi dari pemeliharaan air zamzam dibentuklah sebuah badan riset sumur zamzam yang berada di bawah Saudi Geological Survey (SGS). Mereka bertugas memonitor dan memelihara jangan sampai sumur tersebut kering, menjada urban di sekitar Wadi Ibrahim karena mempengaruhi pengisian air, mengatur aliran air dari daerah tangkapan air, memelihara pergerakan air tanah dan menjaga kualitas air, serta mengoptimasi suplai dan distribusi air zamzam.

Saat ini air zamzam dapat didapatkan di beberapa sisi halaman Masjidil Haram dalam bentuk dispenser khusus yang telah dipasang beberapa kran. Jamaah dapat memilih ingin air yang dingin atau biasa. Di sekat dispenser disediakan gelas plastik berdih dan tempat pembuangan gelas plastik. Biasanya terdapat tulisan for drinking only (hanya untuk minum saja) dan tidak diperbolehkan untuk berwudhu karena tidak ada saluran air ke got pembuangan walaupun terkadang banyak juga jamaah yang berwudlu dikala batal ketika sedang melaksanakan tawaf.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top