Arab Saudi mulai menjalankan uji coba penerimaan jamaan umroh dari luar negeri, termasuk dari Indonesia. Mulai 3 November 2020 lalu, ada sekitar 224 jamaah umroh dari Indonesia sudah mendarat di tanah suci, dalam rombongan tersebut, jelas memberikan kesenangan tersendiri bagi yang menjalani sebab masih diberi kesempatan menjalankan ibadah di masa pandemi.
Sebelum menjalankan umroh jamaah wajib menjalani tes Covid19 terlebih dahulu yang merupakan salah satu syarat diterima kedatangannya oleh Arab Saudi, hasil tes hanya berlaku selama 72 jam, tes harus jelas dilakukan kapan dan dimana, maskapai Arab Saudi sangat ketat terkait hal ini, mereka akan memeriksa dengan serius khususnya jam dan tanggal sebab berhubungan dengan kesehatan seluruh jamaah.
Setelah semua dokumen tes kesehatan dinyatakan lulus, jamaah dikarantina selama 3 hari di hotel, hari kedua karantina dilakukan tes Covid19 ulang. Hari ke-4 barulah rangkaian ibadah umroh boleh dilakukan jika semua hasil tes baik dan tidak ada gejala Covid19.
Suasana umroh di tanah suci saat masa pandemi berbeda, berikut selengkapnya.
1.Ketua rombongan
Jamaah umroh yang berangkat bersama rombongan umumnya memiliki ketua rombongan yang akan memimpin selama beribadah dan mengatur anggotanya agar semua berjalan lancar serta mencegah masalah seperti jamaah yang kehilangan jejak atau kebingungan dengan lokasi ibadah.
Jika sebelum pandemic ketua rombongan berasal dari kelompok sendiri atau dari rekan Indonesia yang berangkat bersama, kali ini berbed, ketua dipimpin langsung oleh petugas dari Arab Saudi dimana beliau bertugas memastikan semua jamaah mematuhi protokol kesehatan serta nyaman dalam beribadah.
Ketua rombongan akan didampingi oleh penerjemah yang membantu berkomunikasi dengan anggota dan mendampingi seluruh kegiatan ibadah umroh sehingga mencegah kebingungan dan memastikan jamaan bisa beribadah dengan lancar sesuai aturan yang ditetapkan.
2.Jarak
Membayangkan jamaah ibadah umroh sudah sering melihat dari foto ataupun gambar di internet betapa banyaknya jamaah yang datang, mereka semua berdempetan hingga berdesakan bersama-sama menyebut asma Allah.
Namun beda dengan masa pandemi ini, jarak adalah salah satu aturan paling ketat yang diterapkan, jarak diatur sedemikian rupa hingga taka da satupun jamaah yang saling bersentuhan, semuanya wajib menjaga jarak satu sama lain untuk menghindari kontak walaupun berasal dari negara dan rombongan yang sama.
Di lokasi ibadah umroh telah dibuat jalur khusus untuk jamaah yang akan umroh dan yang menjalankan shalat sehingga suasana tampak jauh lebih lenggang dan tak ada yang berdekatan. Semuanya wajib berdiri dan beribadah terpisah dengan jarak.
3.Pintu Masjidil Haram
Jika pada masa sebelum pandemi hampir semua pintu masjidil haram dibuka agar jamaah yang sebegitu banyak jumlahnya bisa tertampung, di masa pandemi tidak ada hal tersebut. Dalam setiap jam hanya ada 1 pintu yang dibuka, telah diatur pintu nomor berapa yang hari itu dipakai untuk jamaah masuk. Masuknya juga tidak bisa sembarangan, telah dibuat aturan ketat dan diarahkan dari pintu mana jamaah umroh dan jamaah yang shalat masuk.
4.Masker
Tidak hanya dalam keseharian saja masker digunakan, di Arab Saudi dan tanah suci pun sama. Semua wajib memakai masker. Masker yang dipakai ialah masker sekali pakai dan harus diganti tiap 4 jam sekali. Hal ini dipastikan dan diatur dengan ketat oleh ketua rombongan. Masker yang dipakai pun wajib dikenakan dengan benar, menutup hidung dan mulut. Masker dipakai di semua kegiatan termasuk ketika shalat dan thawaf.
5.Thawaf
Thawaf dalam ibadah umroh di masa pandemi dilakukan dengan jaga jarak dan bermasker. Dilakukan per empat baris mengikuti garis jalur yang telah dibuat petugas. Lewat sedikit saja dari jalur garis tersebut akan ditegur. Thawaf dilakukan secara berjarak, tidak ada posisi dekat terlebih rapat, jadi tidak bisa pindah-pindah jalur.
6.Penjagaan petugas
Umroh di masa pandemi ini dipenuhi dengan petugas dengan seragam APD lengkap. Dimana-mana disediakan tempat cuci tangan dengan air, sabun, dan pengering otomatis. Memasuki ruangan atau berpindah tempat harus cuci tangan. Jadwal masuk Masjidil Haram tiap rombongan dijadwal sehingga tak bisa dilakukan kapan saja sesuai keinginan. Penjagaan berlapis-lapis demi menjaga kesehatan dan kebaikan bersama.
Memang suasana umroh saat pandemi ini berbeda, sebab itu jamaah harus menyiapkan kesehatan fisik dan mental dengan baik. Dokumen juga disiapkan jangan sampai ada yang tertinggal serta patuhi semua peraturan. Ini adalah bagian dari ikhtiar kita sebagai umat islam untuk tetap bisa mengunjungi rumah Allah namun tetap bisa menjaga sesame agar datang dan pulang dalam keadaan sehat. Semoga pandemi ini segera berakhir.